Jakarta Penetapan tanggal 2 Desember sebagai Hari Ukhuwah Dunia (Ukhuwah Day of the World) oleh Presiden the World Peace Comnittee 202 Negara Yang Mulia Mr Djuyoto Suntani mendapat dukungan dan apresiasi yang luar biasa dari Masyarakat Internasional 202 Negara.
Presiden TWPC, Yang Mulia Prof. Dr. HE Djuyoto Suntani membenarkannya. Ia bahkan mengirim langsung secara pribadi ke WAku link website tentang penetapan keputusan tersebut. Pernyataan dari yang berkompeten ini dengan sendirinya menepis isu dan sinisme banyak kalangan yang menyebut penetapan hari khusus itu sebagai hoax sebagaimana klaim situs fact checker yang menamakan dirinya pendeteksi fakta kebenaran tetapi membantah fakta tentang penetapan Hari Ukhuwah Dunia atau World Ukhuwah Day.
Baca juga : Inilah Sejarah Meletusnya Perang Suriah
Menurut Presiden Perdamaian Dunia atau TWPC, YM Mr Djuyoto Suntani, penetapan Hari Ukhuwah Dunia itu atas usulan beberapa negara yang mencermati peristiwa 212. Ketetapan ini didukung oleh 202 negara yang 90 persen non muslim.
Data base dukungan dari 202 Negara masuk ke Sekretaris Jenderal the World Peace Committee Prof Dr Francesco Paolo Scarciolla di Kota Matera, Italia (Eropa).
“Saya orang Italia beragama Katolik, begitu menonton video peristiwa 2 Desember 2018 di Jakarta, Indonesia, saya merinding dan bergetar,” jelas Prof Francesco. Rabu (5/12/2018).
“Kami Masyarakat Internasional 202 Negara, mendukung apa yang ditetapkan YM Presiden Dunia Mr Djuyoto Suntani bahwa tgl 2 Desember sebagai Hari Ukhuwah Dunia. Ribuan dukungan dari 202 Negara ada pada komputer kami,” tegas Sekretaris Jenderal the World Peace Committee Prof Dr Francesco Paolo Scarciolla. @red
Menurut TWPC, ada 9 (sembilan) hal penting dan luar biasa yang terlihat di peristiwa fenomenal 212 sehingga layak dimonumentalkan dalam sebuah hari khusus untuk tetap diperingati sepanjang tahun.
Pertama, pengumpulan jutaan umat massa secara spontan pada 2 Desember 2016 merupakan peristiwa pertama di dunia.
Kedua, jutaan massa yang berkumpul datang dengan ikhlas atas inisiatif sendiri.
Ketiga, jutaan massa yang berkumpul semuanya untuk menyampaikan suara hati nurani.
Keempat, jutaan massa yang berkumpul semuanya bertanggungjawab atas diri sendiri
Kelima, jutaan massa yang berkumpul berlangsung tertib, aman dan damai.
Keenam, logistik yang terkumpul semua berasal dari elemen masyarakat. Tidak ada massa yang kelaparan atau kehausan.
Ketujuh, jutaan massa yang berkumpul dengan hening berdoa secara khusu bersama seluruh makhluk di alam semesta.
Kedelapan, jutaan massa yang berkumpul membawa aura sejuk dan kekeluargaan, persahabatan, perdamaian, persaudaraan yang saling menghormati sesama.
Kesembilan, alam semesta di seluruh planet Bumi memberi restu mulia pada jutaan massa yang berkumpul di Monas pada 2 Desember sehingga selesai acara, lokasi bersih rapi. Tidak ada selembarpun sampah yang tersisa. Ini terjadi karena ridha Tuhan dan restu seluruh alam semesta.
Baca juga : Aksi Bar-bar, 11 WNA Thiongkong Kerahkan Preman untuk Menagih Utang
Peristiwa berkumpulnya jutaan umat ini bukanlah sebuah mobilisasi tetapi lebih pada pasrtisipasi setiap individu yang rindu mewujudkan ukhuwah. Biaya perhelatan akbar yang didengungkan sekitar 3 Milyar ini murni berasal dari koleksi dana umat sendiri melalui sumbangan pribadi dan majlis-majlis.
Hal ini bisa dilihat pula dari antusiasme masyarakat yang berlomba membuka posko-posko layanan di area taman Monas yang terdiri dari makanan, minuman, jasa dan layanan secara gratis. Sungguh Aksi 212 memang aksi semesta tentang ukhuwah bukan saja antar mslim tetapi lintas ras. (Red)