Asianmuslim.com - Berdasarkan tinjauan ilmiah para ulama mengklasifikasikan ilmu tafsir menjadi tiga bagian, yaitu tafsir riwayah, tafsir diroyah dan tafsir isyaroh. Pada kesempatan ini kami cukupkan mengenal kitab-kitab tafsir riwayah atau yang lazim disebut tafsir bil ma'tsur.
Tafsir Riwayat (ma'tsur) Tafsir Riwayat (Ma'tsur) ialah rangkaian keterangan yang terdapat dalam Al-Qur'an. Sunnah atau kata-kata Shahabat sebagai keterangan/penjelasan maksud dari Allah (firman Allah), yaitu penafsiran Al-Qur'an dengan As-Sunnah Nabawiyah. Dengan demikian maka tafsir ma'tsur adalah tafsir Al-Qur'an dengan Al-Quran penafsiran Al-Qur'an dengan As-Sunnah atau penafsiran Al-Qur’an menurut atsar yang timbul dari kalangan Shahabat.
Sebagai contoh tafsir alquran dengan Alquran adalah ayat satu surat Ath-thariq yang ditafsirkan oleh ayat ketiga surat ath-thariq.
Berikut ini 8 kitab tafsir yang masyhur dari tafsir riwayah ma'tsur
pengarangnya ialah lbnu Jarir Ath-Thabary yang panggilannya Abu Ja‘far. Ia dilahirkan pada tahun 224 H. dan wafat pada tahun 310 H. Kitabnya temasuk kitab tafsir dengan ma‘tsur yang paling agung, paling benar dan paling banyak mencakup pendapat Sahabat dan Tabi'in serta dianggap sebagai pedoman pertama bagi para Mufassir. Imam Nawawi mengatakan: ”Kitab Ibnu Jarir tentang tafsir belum ada seorang pengarangpun yang menyamainya.
Beberapa keistimewaan kitab tafsir ini
Kesimpulannya kitab ini, adalah kitab yang paling agung dan penuh keindahan, sayangnya kitab ini sering mengemukakan khabar dengan sanad yang tidak benar dengan tidak menjelaskan ketidakbenaran Suatu contoh bahwa kitab ini sering memuat cerita yang bersifat isroiliyat. Tafsirnya telah diterbitkan dan tersebar luas di seluruh penjuru dunia, lagi pula dijadikan pedoman pokok di kalangan mufassir.
Pengarangnya ialah Nashr Ibnu Muhammad As-Samarqandy yang panggilannya adalah Abu Al-Laits. Ia wafat pada tahun 373 H, Kitabnya dinamai dengan Bahrul Ulum. Tafsir ini adalah tafsir ma’tsur. Di dalamnya banyak memuat pendapat shahabat dan tabi'in, sayangnya beliau tidak menyebutkan sanad-sanadnya. Kitab ini terdiri dari dua jilid. Salah satu dari naskahnya masih ada di perpustakaan Al-Azhar.
Pengarang tafsir ini adalah Ahmad Ibnu Ibrahim Ats-Tsa'laby An-Naisabury. Ia seorang mufassir yang ahli baca Al-Qur'an (qori'). Panggilannya ialah Abu Ishak. Ia wafat pada tahun 427 H. Kelahirannya secara pasti tidak diketahui. Kitabnya dinamai Al-Kasyfu wal Bayan fi Tafsiril Qur’an. Ia menafsirkan Al-Qur'an berdasarkan Hadits yang bersumber dari Ulama Salaf dengan meringkaskan sanadnya karena menganggap cukup menyebutnya pada pendahuluan kitab. la sedikit memperluas pembahasan nahwu dan fiqih. Ia sangat senang dengan kisah-kisah dan cerita-cerita. Oleh karenanya dalam tafsir itu kami dapat menemui cerita-cerita isroiliyat yang dianggap asing bahkan ada yang samasekali tidak benar adanya.
Ibnu Taimiyah mengatakan: ”Ats-Tsa'laby pada pribadinya tertanam kebaikan dan agama, tetapi ia bagaikan pencari kayu di malam hari”.
Penafsirannya terancang tetapi belum sempurna baru sampai surat Al-Furqon. Tafsir itu ada pada perpustakaan Al-Azhar dan sisanya hilang.
Pengarang tafsir ini adalah Al-Musain Ibnu Mas'ud Al-Farra' Al-Baghawy, seorang ahli fiqih mufassir dan ahli hadits, yang dikenal dengan penghidup sunnah. Panggilannya adalah Abu Muhammad wafat pada tahun 510 H. pada usia 80 tahun. Beliau adalah seorang Imam yang agung, waro‘ lagi zuhud. Ia sebagai seorang alim dan taat. Imam As-Subhy menganggap bahwa ia adalah termasuk ulama Syafi'iyah yang alim.
Ibnu Taimiyah dalam muqoddimahnya pada kitab Ushulut Tafsir mengatakan: ”Al-Baghawy dalam tafsirnya lebih ringkas daripada Ats-Tsa'laby akan tetapi ia menjaga tafsirnya dari hadits-hadits maudhu‘, dan pendapat-pendapat yang bid‘ah."
Tafsir ini telah dicetak bersamaan dengan tafsir Ibnu Katsir dan tafsir Al-Khazin. Dalam kitabnya ada sebagian kisah-kisah isroiliyat tetapi secara umum adalah lebih baik dan lebih murni daripada kebanyakan kitab-kitab tafsir dengan ma'tsur.
Pengarangnya Abdul Haq lbnu Ghalib lbnu 'Athiyah Al-Andalusy Al-Maghriby Al-Qhornathy. Panggilannya adalah Abu Muhammad. Lahir pada tahun 481 H. dan wafat pada tahun 546 H.
Ia adalah seorang ahli tata bahasa Arab, sastrawan dan penyair intelegensinya sangat tinggi. Ia pernah menjadi hakim di Andalus pada masa keemasan Islam. Tafsirnya dinamai dengan ”Al-Muharorot Al-Wajiz fi Tafsiril Kitabil 'Aziz”. Di dalamnya terkandung pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh ulama yang berpedoman dari ma'tsur. Ia begitu memaparkan pendapat-pendapat yang lebih kuat.
Ibnu Taimiyah dalam fatwanya, ia mengadakan perbandingan antara tafsir Ibnu 'Athiyah dan tafsir Zamakhsyary, kemudian menyimpulkan bahwa Ibnu 'Athiyah itu lebih baik daripada tafsir Zamakhsyary, lebih shahih penukilan dan pembahasannya serta jauh daripada bid'ah meskipun memuat sedikit-sedikit, tapi hal ini lebih baik daripada memuat banyak bid'ah. Atau boleh dikata tafsir ini adalah tafsir yang paling rajih.
Kitab ini karena kemasyhurannya yang luas dan keistimewaannya yang tiada duanya, ia senantiasa masih berbentuk tulisan tegas sampai sekarang. Kitab ini terdiri dari sepuluh jilid yang besar-besar. Semoga Allah memberi taufiq kepada orang yang menerbitkan serta mencetak khazanah yang berharga ini agar dapat dimanfaatkan.
Pengarang tafsir ini adalah Al Hafizh 'Imaduddin Ismail bin Amr ibnu Katsir Al-Qursyiy Ad-Dimasqy. Panggilannya Abul Fida' dilahirkan pada tahun 700 H. dan wafat pada tahun 774 H.
Ibnu Katsir tak ubahnya bagaikan gunung yang tinggi dan lautan yang dalam, dalam berbagai ilmu pengetahuan khususnya sejarah hadits dan tafsir. Ia seorang Imam besar dapat menguasai uslub tulisan dan karangan. Imam Adz-Dzahaby mengatakan ia adalah Imam Mufthi, rowi hadits yang hebat, ahli fiqih yang kreatif, ahli tafsir yang langsung mengutip dari sumbernya dan iapun mempunyai beberapa karangan. Tafsirnya ini dinamakan tafsir AlQur'an ‘Azhim yaitu tafsir yang terkenal dengan tulisan ma'tsur. Ia dianggap kitab yang kedua setelah kitab Ath-Thabary. Pengarangnya selalu memperhatikan riwayat dari ahli-ahli tafsir salaf. Ia meriwayatkan hadits dan atsar dengan disandarkan pada yang mengatakannya, namun ia membicarakannya pula tentang kerajihan hadits dan atsar itil serta menolak hadits yang mungkar atau yang 'tidak' shahih. Demikian sebabnya tafsir ini tergolong tafsir ma'tsur yang baik. Adapun cara beliau dalam menafsirkan; pertama-tama ia menyebutkan ayat kemudian menafsirkannya dengan redaksi yang mudah dan ringan serta dibarengi dengan dalil-dalil ayat yang lain, lalu membandingkan ayat-ayat ini sehingga artinya menjadi nampak dan maksudnya menjadi jelas. Ia sangat memperhatikan bentuk tafsir ini vaitu tafsir yang dinamakan orang tafsir Al-Qur'an bil Qur'an.
Diantara kelainan tafsir Ibnu Katsir yaitu bahwa dia selalu memperingatkan kemungkinan-kemungkinan isroiliyat yang terdapat dalam tafsir ma’tsur tadi. Secara garis besarnya pengetahuan Ibnu Katsir itu nampak jelas bagi orang yang membaca tafsir dan sejarahnya. Kitab tafsir dan sejarahnya adalah kedua karangannya yang paling baik, sedangkan tafsimya adalah tafsir ma'tsur yang paling benar meskipun tidak dikatakan yang paling benar diantara tafsir-tafsir yang lain.
Pengarang tafsir ini adalah Imam Agung Abdur Rahman bin Muhammad bin Makhluf Ats-Tsa‘laby Al-Jazairy Al-Maghriby, wafat pada tahun 876 H, Tafsirnya ini termasuk tafsir ma’tsur yang ia kutip dari pendapat ulama salaf, dengan membedakan pendapat yang shahih dan yang dhaif. Tafsir ini telah dicetak.
Pengarang tafsir ini adalah Al-Imam Al-Hujjah Ats-Tsiqoh Jalaluddin As-Suyuthy, pengarang beberapa kitab yang terkenal, dilahirkan pada tahun 749 H. dan wafat pada tahun 911 H. Tafsirnya dinamakan Ad-Durul Mantsur fit Tafsir bil Ma’tsur. Dalam muqoddimahnya ia mengatakan: ”bahwa ia meringkasnya dari kitab Turjumanil Qur’an yaitu tafsir yang disandarkan kepada Rasulullah dan telah dicetak di Mesir”. Dalam kitabnya Al-Itqon ia menyebutkan: Bahwasanya ia telah merancang tafsir yang lengkap memuat tafsir-tafsir yang manqul yang ia perlukan, pendapat-pendapat yang rasional, istimbat, isyarat, i’rob dan dialek, bentuk-bentuk sastra dan keindahan badi‘. Tafsirnya itu ia namakan ”Majmaul Bahroin wa Mathla'ul Badroin”, Karangan-karangannya itu dihitung mencapai kurang lebih 500 karangan, semoga Allah memberikan rahmat padanya atas usaha yang dimaksudkan untuk mengabdi pada dunia dan agama.
Sebagai contoh tafsir alquran dengan Alquran adalah ayat satu surat Ath-thariq yang ditafsirkan oleh ayat ketiga surat ath-thariq.
Berikut ini 8 kitab tafsir yang masyhur dari tafsir riwayah ma'tsur
1. Tafsir Ibnu Jarir
pengarangnya ialah lbnu Jarir Ath-Thabary yang panggilannya Abu Ja‘far. Ia dilahirkan pada tahun 224 H. dan wafat pada tahun 310 H. Kitabnya temasuk kitab tafsir dengan ma‘tsur yang paling agung, paling benar dan paling banyak mencakup pendapat Sahabat dan Tabi'in serta dianggap sebagai pedoman pertama bagi para Mufassir. Imam Nawawi mengatakan: ”Kitab Ibnu Jarir tentang tafsir belum ada seorang pengarangpun yang menyamainya.
Beberapa keistimewaan kitab tafsir ini
- Berpegang pada atsar berupa Hadits (ucapan Nabi), Sahabat dan Tabi‘in.
- Senantiasa menyebutkan sanad dan pendapat yang diriwayatkan serta memberi pentarjihan dari riwayat yang dikemukakannya.
- Menawarkan ayat-ayat yang nasikh dan mansukh serta menjelaskan tentang riwayat yang shahih dan yang dhaif.
- Menyebutkan segi i‘rob (uraian kalimat) dan pengistimbatan hukum syari'at dari ayat-ayat Al-Qur'an.
Kesimpulannya kitab ini, adalah kitab yang paling agung dan penuh keindahan, sayangnya kitab ini sering mengemukakan khabar dengan sanad yang tidak benar dengan tidak menjelaskan ketidakbenaran Suatu contoh bahwa kitab ini sering memuat cerita yang bersifat isroiliyat. Tafsirnya telah diterbitkan dan tersebar luas di seluruh penjuru dunia, lagi pula dijadikan pedoman pokok di kalangan mufassir.
2. Tafsir As-Samarqandy
Pengarangnya ialah Nashr Ibnu Muhammad As-Samarqandy yang panggilannya adalah Abu Al-Laits. Ia wafat pada tahun 373 H, Kitabnya dinamai dengan Bahrul Ulum. Tafsir ini adalah tafsir ma’tsur. Di dalamnya banyak memuat pendapat shahabat dan tabi'in, sayangnya beliau tidak menyebutkan sanad-sanadnya. Kitab ini terdiri dari dua jilid. Salah satu dari naskahnya masih ada di perpustakaan Al-Azhar.
3. Tafsir Ats-Tsa‘laby
Pengarang tafsir ini adalah Ahmad Ibnu Ibrahim Ats-Tsa'laby An-Naisabury. Ia seorang mufassir yang ahli baca Al-Qur'an (qori'). Panggilannya ialah Abu Ishak. Ia wafat pada tahun 427 H. Kelahirannya secara pasti tidak diketahui. Kitabnya dinamai Al-Kasyfu wal Bayan fi Tafsiril Qur’an. Ia menafsirkan Al-Qur'an berdasarkan Hadits yang bersumber dari Ulama Salaf dengan meringkaskan sanadnya karena menganggap cukup menyebutnya pada pendahuluan kitab. la sedikit memperluas pembahasan nahwu dan fiqih. Ia sangat senang dengan kisah-kisah dan cerita-cerita. Oleh karenanya dalam tafsir itu kami dapat menemui cerita-cerita isroiliyat yang dianggap asing bahkan ada yang samasekali tidak benar adanya.
Ibnu Taimiyah mengatakan: ”Ats-Tsa'laby pada pribadinya tertanam kebaikan dan agama, tetapi ia bagaikan pencari kayu di malam hari”.
Penafsirannya terancang tetapi belum sempurna baru sampai surat Al-Furqon. Tafsir itu ada pada perpustakaan Al-Azhar dan sisanya hilang.
4. Tafsir Al-Baghawy
Pengarang tafsir ini adalah Al-Musain Ibnu Mas'ud Al-Farra' Al-Baghawy, seorang ahli fiqih mufassir dan ahli hadits, yang dikenal dengan penghidup sunnah. Panggilannya adalah Abu Muhammad wafat pada tahun 510 H. pada usia 80 tahun. Beliau adalah seorang Imam yang agung, waro‘ lagi zuhud. Ia sebagai seorang alim dan taat. Imam As-Subhy menganggap bahwa ia adalah termasuk ulama Syafi'iyah yang alim.
Ibnu Taimiyah dalam muqoddimahnya pada kitab Ushulut Tafsir mengatakan: ”Al-Baghawy dalam tafsirnya lebih ringkas daripada Ats-Tsa'laby akan tetapi ia menjaga tafsirnya dari hadits-hadits maudhu‘, dan pendapat-pendapat yang bid‘ah."
Tafsir ini telah dicetak bersamaan dengan tafsir Ibnu Katsir dan tafsir Al-Khazin. Dalam kitabnya ada sebagian kisah-kisah isroiliyat tetapi secara umum adalah lebih baik dan lebih murni daripada kebanyakan kitab-kitab tafsir dengan ma'tsur.
5. Tafsir Ibnu 'Athiyah
Pengarangnya Abdul Haq lbnu Ghalib lbnu 'Athiyah Al-Andalusy Al-Maghriby Al-Qhornathy. Panggilannya adalah Abu Muhammad. Lahir pada tahun 481 H. dan wafat pada tahun 546 H.
Ia adalah seorang ahli tata bahasa Arab, sastrawan dan penyair intelegensinya sangat tinggi. Ia pernah menjadi hakim di Andalus pada masa keemasan Islam. Tafsirnya dinamai dengan ”Al-Muharorot Al-Wajiz fi Tafsiril Kitabil 'Aziz”. Di dalamnya terkandung pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh ulama yang berpedoman dari ma'tsur. Ia begitu memaparkan pendapat-pendapat yang lebih kuat.
Ibnu Taimiyah dalam fatwanya, ia mengadakan perbandingan antara tafsir Ibnu 'Athiyah dan tafsir Zamakhsyary, kemudian menyimpulkan bahwa Ibnu 'Athiyah itu lebih baik daripada tafsir Zamakhsyary, lebih shahih penukilan dan pembahasannya serta jauh daripada bid'ah meskipun memuat sedikit-sedikit, tapi hal ini lebih baik daripada memuat banyak bid'ah. Atau boleh dikata tafsir ini adalah tafsir yang paling rajih.
Kitab ini karena kemasyhurannya yang luas dan keistimewaannya yang tiada duanya, ia senantiasa masih berbentuk tulisan tegas sampai sekarang. Kitab ini terdiri dari sepuluh jilid yang besar-besar. Semoga Allah memberi taufiq kepada orang yang menerbitkan serta mencetak khazanah yang berharga ini agar dapat dimanfaatkan.
6. Tafsir Ibnu Katsir
Pengarang tafsir ini adalah Al Hafizh 'Imaduddin Ismail bin Amr ibnu Katsir Al-Qursyiy Ad-Dimasqy. Panggilannya Abul Fida' dilahirkan pada tahun 700 H. dan wafat pada tahun 774 H.
Ibnu Katsir tak ubahnya bagaikan gunung yang tinggi dan lautan yang dalam, dalam berbagai ilmu pengetahuan khususnya sejarah hadits dan tafsir. Ia seorang Imam besar dapat menguasai uslub tulisan dan karangan. Imam Adz-Dzahaby mengatakan ia adalah Imam Mufthi, rowi hadits yang hebat, ahli fiqih yang kreatif, ahli tafsir yang langsung mengutip dari sumbernya dan iapun mempunyai beberapa karangan. Tafsirnya ini dinamakan tafsir AlQur'an ‘Azhim yaitu tafsir yang terkenal dengan tulisan ma'tsur. Ia dianggap kitab yang kedua setelah kitab Ath-Thabary. Pengarangnya selalu memperhatikan riwayat dari ahli-ahli tafsir salaf. Ia meriwayatkan hadits dan atsar dengan disandarkan pada yang mengatakannya, namun ia membicarakannya pula tentang kerajihan hadits dan atsar itil serta menolak hadits yang mungkar atau yang 'tidak' shahih. Demikian sebabnya tafsir ini tergolong tafsir ma'tsur yang baik. Adapun cara beliau dalam menafsirkan; pertama-tama ia menyebutkan ayat kemudian menafsirkannya dengan redaksi yang mudah dan ringan serta dibarengi dengan dalil-dalil ayat yang lain, lalu membandingkan ayat-ayat ini sehingga artinya menjadi nampak dan maksudnya menjadi jelas. Ia sangat memperhatikan bentuk tafsir ini vaitu tafsir yang dinamakan orang tafsir Al-Qur'an bil Qur'an.
Diantara kelainan tafsir Ibnu Katsir yaitu bahwa dia selalu memperingatkan kemungkinan-kemungkinan isroiliyat yang terdapat dalam tafsir ma’tsur tadi. Secara garis besarnya pengetahuan Ibnu Katsir itu nampak jelas bagi orang yang membaca tafsir dan sejarahnya. Kitab tafsir dan sejarahnya adalah kedua karangannya yang paling baik, sedangkan tafsimya adalah tafsir ma'tsur yang paling benar meskipun tidak dikatakan yang paling benar diantara tafsir-tafsir yang lain.
7. Tafsir Al-Jawahir
Pengarang tafsir ini adalah Imam Agung Abdur Rahman bin Muhammad bin Makhluf Ats-Tsa‘laby Al-Jazairy Al-Maghriby, wafat pada tahun 876 H, Tafsirnya ini termasuk tafsir ma’tsur yang ia kutip dari pendapat ulama salaf, dengan membedakan pendapat yang shahih dan yang dhaif. Tafsir ini telah dicetak.
8. Tafsir As-Suyuthy
Pengarang tafsir ini adalah Al-Imam Al-Hujjah Ats-Tsiqoh Jalaluddin As-Suyuthy, pengarang beberapa kitab yang terkenal, dilahirkan pada tahun 749 H. dan wafat pada tahun 911 H. Tafsirnya dinamakan Ad-Durul Mantsur fit Tafsir bil Ma’tsur. Dalam muqoddimahnya ia mengatakan: ”bahwa ia meringkasnya dari kitab Turjumanil Qur’an yaitu tafsir yang disandarkan kepada Rasulullah dan telah dicetak di Mesir”. Dalam kitabnya Al-Itqon ia menyebutkan: Bahwasanya ia telah merancang tafsir yang lengkap memuat tafsir-tafsir yang manqul yang ia perlukan, pendapat-pendapat yang rasional, istimbat, isyarat, i’rob dan dialek, bentuk-bentuk sastra dan keindahan badi‘. Tafsirnya itu ia namakan ”Majmaul Bahroin wa Mathla'ul Badroin”, Karangan-karangannya itu dihitung mencapai kurang lebih 500 karangan, semoga Allah memberikan rahmat padanya atas usaha yang dimaksudkan untuk mengabdi pada dunia dan agama.